Komponen Persiapan Mengajar (Kegiatan) - Mata Kuliah Keterampilan Dasar Mengajar


KOMPONEN PERSIAPAN MENGAJAR (KEGIATAN)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Keterampilan Dasar Pembelajaran
yang diampu oleh Ibu Sri Murdiyah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
1.      Desty Wahyu Ningtyas     (160151608085)
2.      Dyah Ajeng Maharani       (160151601032)
3.      Nur Indah Lestari              (160151608114)
4.      Syafira Isna Damayanti    (160151601410)
5.      Yudit Vera Yunita             (160151601004)
6.      Yunita Miftahul Jannah    (160151600004)
Kelompok 3 Offering F-6









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Maret 2019





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Komponen Persiapan Mengajar (Kegiatan)”.
 Adapun makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dari Dosen Ibu Sri Murdiyah, S.Pd., M.Pd. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah yang kami susun ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Blitar, Maret 2019

                                                                                                            
                                                                                                Penyusun






DAFTAR ISI


BAB III PENUTUP. 17





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, terlibat secara langsung dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan pendidik. Pendidik hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Sebelum adanya kegiatan belajar mengajar haruslah ada persiapan mengajar terlebih dahulu. Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang memperkirakan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam pengembangan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana pendidik mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah  
1.    Bagaimana maksud dan tujuan kegiatan Pra-Pembelajaran?
2.    Bagaimana maksud dan tujuan kegiatan Awal Pembelajaran?
3.    Bagaimana maksud dan tujuan kegiatan Inti Pembelajaran?
4.    Bagaimana maksud dan tujuan kegiatan Akhir Pembelajaran?
5.    Bagaimana maksud dan tujuan kegiatan Tindak Lanjut?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dan tujuan kegiatan Pra-Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui maksud dan tujuan kegiatan Awal Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui maksud dan tujuan kegiatan Inti Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui maksud dan tujuan kegiatan Akhir Pembelajaran.
5. Untuk mengetahui maksud dan tujuan kegiatan Tindak Lanjut.







BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Pra-Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu proses terjadinya belajar pada diri siswa. Pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Secara umum prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awalpembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir/penutup pembelajaran. Namun sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran, ada satu kegiatan lagi yang tak kalah penting yang harus dilakukan guru dalam menempuh proses pembelajaran yaitu kegiatanpra-pembelajaran.
Kegiatan pra-pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra-instruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang ditujukan agar siswa siap untuk mengikuti proses pelajaran. Kegiatan pra-pembelajaran bersifat umum dan tidak berhubungan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti. Usaha yang dapat dilakukan guru pada tahap pra-pembelajaran yaitu:
1.    Menunjukkan sikap yang menarik
Sikap guru di depan kelas dapat mempengaruhi kondisi belajar siswa. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan agar siswa tidak merasa takut, tegang, ragu, dan akhirnya tidak siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan dari awal pembelajaran agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreatifitasnya.
2.    Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan      
Alat dan fasilitas belajar di kelas harus ditata dan dipersiapkan dengan rapi untuk memudahkan aktifitas belajar siswa. Buku-buku, alat tulis, dan alat bantu belajar seperti alat peraga yang akan digunakan harus telah dipersiapkan terlebih dahulu. Mulailah dengan memberi salam kepada siswa dan berdoa sebelum memulai pembelajaran agar suasana betul-betul menjadi menyenangkan.
3.    Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan ini biasa dilakukan oleh guru pada jam pertama pembelajaran. Guru tidak perlu memanggil satu persatu siswanya karena akan memakan waktu, cukup menanyakan siapa siswa yang tidak hadir kepada siswa yang hadir atau cukup melalui ketua kelas saja. Dengan selalu mengecek kehadiran, siswa akan termotivasi untuk disiplin dan membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara langsung maupun melalui teman.
4.    Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kesiapan belajar siswa adalah salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan belajar siswa antara lain:
a)    Membimbing dan membantu siswa dalam mennyiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan.
b)   Menunjukan minat dan semangat yang tinggi dalam mengajar.
c)    Mengontrol seluruh aktifitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
d)   Menggunakan berbagai media pembelajaran.
5.    Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada kegiatan pra-pembelajaran diantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarkan gagasan. Suasanya yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa.

2.2 Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1.    Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akandibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Misalnya dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2.    Memberi acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a.    Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b.    Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya jika dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi tersebut jika yang digunakan eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok tersebut, dan begitu pula tentang strategi-strategi lainnya.
3.    Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.
a.    Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi dan dan siswa melihat bahwa materi yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.
b.    Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila guru akan membahas tentang makanan bergizi, guru dapat menunjukkan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan siswa.
c.    Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yangakan dibahas. Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan). Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung.
4.    Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi iniakan digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya:
a.    Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.
b.    Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya.
c.    Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d.    Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan,
e.    Memberikan penguatan kepada siswa.
f.     Menanamkan disiplin pada siswa.

2.3 Kegiatan Inti Pembelajaran
Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, maka ada 3 proses yang harus dilalui oleh peserta didik pada kegiatan inti di kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Tahap Kegiatan
Bentuk Kegiatan
Contoh Kegiatan
a. Eksplorasi
1.      Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prin­sip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2.      Menggunakan beragam pendekatan pembela­jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3.      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4.      Melibatkan peserta didik secara aktif dalam se­tiap kegiatan pembelajaran; dan
5.      Memfasilitasi peserta didik melakukan per­cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
setelah menyimak penjelasan guru melalui gambar tentang keragaman budaya di lingkungan sekitar peserta didik dapat:
·         Menyebutkan jenis budaya yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
·         Menyebutkan nama pakaian adat, lagu daerah, bahasa daerah, adat istiadat, dan kesenian tradisional di lingkungan tempat tinggalnya.
·         Menyebutkan ciri-ciri pakian adat, adat istiadat, dan kesenian trasional di lingkungan tempat tinggalnya 
b. Elaborasi
1.      Membiasakan peserta didik membaca dan me­nulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2.      Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul­kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3.      Memberi kesempatan untuk berpikir, menga­nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4.      Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajarankooperatif can kolaboratif;
5.      Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6.      Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7.      Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kreasi; kerja individual maupun kelompok;
8.      Memfasilitasi peserta didik melakukan pamer­an, turnamen, festival, serta produk yang diha­silkan;
9.      Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatanyang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per­caya diri peserta didik.
b.  peserta didik dapat: Setelah berdiskusi peserta didik dapat:
·         Membedakan rumah adat dan bukan rumah adat berdasarkan ciri-ciri fisik.
·         Menceritakan salah satu pesan kesenian daerah di lingkungan tempat tinggalnya.
·         Menyebutkan pengaruh glablisasi terhadap budaya daerah 





c. Konfirmasi
1.      Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,  isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2.      Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplo­rasi dan elaborasi peserta didik melalui ber­bagai sumber,
3.      Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4.      Memfasilitasi peserta didik untuk memperolehpengalaman yang bermakna dalam mencapaikompetensi dasar:
a)      Berfungsi sebagai narasumber dan fasilita­tor dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan be­nar;
b)      Membantu menyelesaikan masalah;
c)      Memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d)      Memberi informasi untuk bereksplorasi iebih jauh;
e)      Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:
·         Menyanyikan lagu daerah
·         Mengoleksi lagu daerah
·         Gemar menonton kesenian daerah
·         Menghormati keragaman budaya daerah

·    Menyanyikan lagu


2.4 Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, akan tetapi yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diterapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1.    Meninjau kembali penugasan siswa
Untuk meninnjau penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum atau meringkas sebaiknya dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru, sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau ringkasan itu salah atau kurang sempurna, maka guru dapat membetulkan atau menyempurnakan rangkuman atau ringkasan yang dibuat siswa. Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman atau ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut.
                   -  Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
                   -  Singkat, jelas dan bahasa (tulisan/ lisan) mudah dipahami
                   -  Kesimpulan/ rangkuman/ ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
                   -  Dapat menggunakan waktusesingkat mungkin
Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap penggal kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman atau ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku  sumber atau siswa yang lambat belajar mareka karena dapat mempelajarinya kembali.
2.    Melaksanakan penilaian
Melalui kegiatan penilaian akhir, guru akan mengetahui tercapi tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknikyang dianggap tepat untuk menilai penguasaan siswa karena waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak, guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dinggap representatif (mewakili) seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat melakukan penilaian secara tertulis.

2.5 Kegiatan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas. Dengan memperhatikan penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pelajaran seasuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut.
1.    Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan, guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu, pemberian tugas harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang dicapai dan bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan siswa harus fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan  berdasarkan lembaran tugas. Guru hendaknya memberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut. Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas apakah dilaksanakan di sekolah atau di rumah, sesuai karakteristik tugas yang bersangkutan. Kelima, siswa diminta untuk mengerjakan dan menyerakan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
Dengan membahas dan memeberikan balikan terhadap hasil tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pembahasan hasil tugas ini juga dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil tugas.Hal  ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan dengan lebih baik tugas berikutnya.
2.    Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang sudah dan yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai siswa, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut. Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga apabila waktunya tersedia. Atau, kedua, membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk pembahasan kembali pada pertemuan berikutnya, guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegaitan belajar, evaluasi, serta sumber belajar yang diperlukan. Desain tersebut didasarkan dari hasil penilaian yang telah dilakukan.
3.    Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa yang belum menguasai materi dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas.  Serta siswa yang sudah menguasai kompetensi, dapat ditugaskan membaca sumber buku lain untuk memperluas wawasan terhadap topik yang telah dipelajari. Supaya tugas dikerjakan oleh siswa secara optimal, maka guru sebaiknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau meminta siswa membuat laporan hasil bacaannya.Perlu diperhatikan, bahwa kegiatan tindak lanjut ini tidak dapat dilaksanakan pada siswa di kelas rendah karena siswa belum dapat membaca dengan lancar.
4.    Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Di samping memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa, guru juga hendakknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa. Balikan dan bimbingan ini akan menjadi motivasi atau dorongan kepada siswa untuk terus belajar.
5.    Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Apabila hasil penilaian diketahui bahwa siswa sudah menguasai kemampuan yang telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran dan diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Selain itu dengan menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar lainnya untuk dibahas pada pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai waktu yang ditentukan maka guru selanjutnya menutup pelajaran. Apabila jam pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Demikian hal yang perlu dilakukan guru pada tahap kegiatan akhir dan tindak lanjut. Sehubungan dengan waktu yang relatif singkat pada tahap ini, maka perlu merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran secara efektif, efisien, fleksibel dan sistematis sehingga memperoleh hasil belajar  yang optimal.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan pra-pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra-instruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang ditujukan agar siswa siap untuk mengikuti proses pelajaran. Ada 5 tahapan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) menunjukkan sikap yang menarik, (2) menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, (3) memeriksa kehadiran siswa, (4) menciptakan kesiapan belajar siswa, (5) menciptakan suasana belajar yang demokratis.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran diantaranya sebagai berikut: (1) menimbulkan motivasi dan perhatian siswa, (2) memberi acuan, (3) memberi kaitan, (4) melaksanakan tes awal.
Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, maka ada 3 proses yang harus dilalui oleh peserta didik pada kegiatan inti di kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Kegiatan akhir pembelajaran adalah kegiatan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diterapkan. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa seperti : (1) meninjau kembali penugasan siswa, (2) melaksanakan penilaian.
1.    Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan memperhatikan penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut: (1) memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, (2) membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa, (3) membaca materi pelajaran tertentu, (4) memberikan motivasi atau bimbingan belajar, (5) mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan dating.

3.2 Saran

Dengan adanaya makalah ini, diharapkan para pembaca dapat lebih memahami mengenai komponen persiapan mengajar (kegiatan). Sehingga dalam penerapannya dapat menjadi lebih baik. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran dari para pembaca, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.






DAFTAR RUJUKAN

Majid, Abdul. 2013. Perencaaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses



Komentar