Portofolio Kelas - Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan SD

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Penilaian portofolio merupakan pendekatan baru yang akhir-akhir ini sering diperkenalkan para ahli pendidikan untuk dilaksanakan di sekolah. Di beberapa negara maju, portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian di kelas, daerah, maupun untuk penilaian secara nasional.

Portofolio  dapat  diartikan  sebagai  kumpulan  hasil evidence atau  hasil belajar   atau  karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi  belajar  peserta  didik  dari  waktu  ke  waktu  dan  dari  satu  mata pelajaran  ke  pelajaran  yang  lain. 

Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik  dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan  kemampuan peserta didik.

Dalam prakteknya, portofolio berusaha dilandasi 4 pilar pendidikan, yaitu learning to do, learning to know, learning to be, learning to live together. 

 

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan portofolio di kelas (penilaian berbasis kelas)?

2.      Bagaimanakah cara untuk menggunakan portofolio?

3.      Apakah yang dimaksud dengan asessmen portofolio?

4.      Apakah hubungan assesmen portofolio dengan perkembangan anak?

5.      Bagaimanakah perbandingan antara portofolio dengan ujian hasil tes baku dalam penilaian?

6.      Bagaimanakah contoh portofolio di dalam kelas?

1.3 Tujuan

1.      Menjelaskan tentang pengertian portofolio kelas (penilaian berbasis kelas)

2.      Menjelaskan cara dalam menggunakan portofolio

3.      Menjelaskan tentang pengertian asessmen portofolio

4.      Menjelaskan tentang hubungan assesmen portofolio dengan perkembangan anak

5.      Menjelaskan tentang perbandingan antara portofolio dengan ujian hasil tes baku dalam penilaian

6.      Menjelaskan tentang contoh portofolio di kelas

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 PENILAIAN PORTOFOLIO (PENILAIAN BERBASIS KELAS)

Abdul Majid (2007: 156) Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.

Dr. Wina Sanjaya (2006: 76) Penilaian Berbasis Kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan data, pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran.

Darwin Syah (2007: 91) Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten.

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah suatu pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik.

Kunci utama keberhasilan penilaian berbasis kelas terletak pada metode yang digunakan yang dapat menolong guru dan peserta didik dalam mengukur keberhasilan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar). Dan salah satu metode yang digunakan ialah, penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pendekatan baru yang akhir-akhir ini sering diperkenalkan para ahli pendidikan untuk dilaksanakan disekolah selain pendekatan penilaian yang telah lama digunakan.

2.2 PENGGUNAAN PORTOFOLIO

Shukma (2004: 27-29) Untuk menilai proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan portofolio diperlukan kemauan dan kerja keras guru, motivasi siswa, dan dukungan sekolah. Portofolio yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan penilaian belajar siswa secara menyeluruh terhadap kemajuan-kemajuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa selama dalam proses pembelajaran.

Dengan portofolio, semua isinya akan dinilai. Siswa diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu. Pada dasarnya penggunaan portofolio sebagai penilaian dalam sistem pembelajaran di sekolah memiliki kelebihan-kelebihan, namun demikian juga memiliki kekurangan-kekurangan sebagai hambatan yang mungkin ditemui dalam penerapannya.

A. Kelebihan Penggunaan Portofolio

Shukma (Sinaradi, 2001: 35-36) Penggunaan portofolio untuk penilaian memiliki kebermanfaatan tinggi, dikarenakan oleh hal-hal berikut :

  1. Portofolio menyajikan atau memberikan “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas
  2. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik
  3. Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa
  4. Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa
  5. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.
  6. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinyagayabelajar siswa.
  7. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar
  8. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa
  9. Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran
  10. Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
  11. Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan

B. Kelemahan Penggunaan Portofolio

Penggunaan portofolio juga memiliki kelemahan atau kesulitan antara lain:

  1. Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa.
  2. Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran; apalagi kalau kelasnya besar.

Oleh karena itu, portofolio yang ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya.

2.3 ASSESMEN PORTOFOLIO

Assesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa.

Dalam suatu portofolio terdapat paling sedikit tujuh elemen pokok, yaitu (1) adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah, (2) kualitas hasil (outcome), (3) bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber, (4) kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, (5) penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi, (6) adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri, (7) perpaduan assesmen dengan pembelajaran.

2.4 HUBUNGAN ASSESMEN PORTOFOLIO DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

A. Perilaku Kognitif

Menurut Bloom (1956) pada taksonomi kognitive terdapat enam tingkatan kognitif berfikir:

a. Pengetahuan (knowledge): kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)

b. Pemahaman (comprehension): kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph)

c. Aplikasi (application): kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).

d. Analisis (analysis): kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)

e. Sintesis (synthesis): kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).

f. Evaluasi (evaluation): kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil tindakan tertentu.

B. Perilaku Afektif

Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.

C. Prilaku Psikomotorik

Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.

2.5 PERBANDINGAN ANTARA PORTOFOLIO DENGAN UJIAN HASIL TES BAKU DALAM PENILAIAN

Salah satu alasan assesmen portofolio digunakan dalam dunia pendidikan adalah karena adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan tes-tes baku yang dianggap tidak mampu menampilkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tes baku adalah tes-tes yang secara tradisional digunakan untuk mengukur perkembangan belajar. Tes-tes tersebut kebanyakan berbentuk tes objektif dimana hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Tes-tes tersebut dikembangkan dalam format pilihan ganda, satu butir tes disediakan tiga hingga lima kemungkinan jawaban. Sebelum digunakan, tes-tes tersebut distandarisasi terlebih dahulu. Dalam perkembangan berikutnya, tes-tes di kelas pun, yang sifatnya formatif, juga menggunakan bentuk-bentuk tes baku tersebut. De Fina (1994) merangkum ciri-ciri dari asesmen portofolio dan tes baku sebagai berikut.

NO.

ASESMEN PORTOFOLIO

TES BAKU

1.

Terjadi pada situasi alamiah

Situasi ujian, tidak alamiah

2.

Memberi kesempatan siswa menunjukkan kelebihan maupun kelemahannya

Menunjukkan kelemahan siswa dalam suatu hal tertentu

3.

Informasinya bersifat langsung, pada saat itu (hands-on)

Tidak memberikan informasi diagnostik

4.

Asesmen dapat dilakukan bersama-sama antara guru, orangtua, dan bahkan siswa

Menunjukkan ranking

5.

Bersifat terus-menerus (ongoing), sehingga memberikan kesempatan beragam untuk dilakukan asesmen

Kesempatan hanya sekali untuk mengases kemampuan dalam suatu hal tertentu

6.

Mengases hal-hal secara realistis dan bermakna

Mengases hal-hal secara artificial, tidak sesuai dengan keseharian yang ada

7.

Memberi kesempatan siswa melakukan refleksi terhadap karya dan pengetahuannya

Mengharapkan hanya satu respons yang benar

8.

Memberi kesempatan refleksi bagi orang lain yang berkepentingan, mengenai pengetahuan siswa dan karya-karyanya

Memberikan data-data numeric yang kadangkala menakutkan dan secara esensial tidak bermakna

9.

Mendorong temu wicara (conference) antara guru dan siswa

Mengharuskan pertemuan antara guru dengan administrator

10.

Menempatkan siswa sebagai pusat proses pendidikan karena gambaran keadaannya berguna untuk perbaikan kurikulum dan pembelajaran

Mendukung kurikulum sebagai pusat proses pendidikan

Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa assesmen portofolio menunjukkan beberapa kelebihan yang tidak diperoleh dari tes objektif, yaitu seperti adanya penilaian yang berkelanjutan, menghargai siswa sebagai individu dengan keunikan masing-masing, dan adanya pengembangan metakognisi melalui refleksi dan evaluasi diri.

Untuk menilai suatu portofolio, Tierney, Carter, dan Desai (1991) menyarankan agar portofolio dinilai secara kontinum (dari sangat baik hingga sangat kurang baik), dan dikomentari secara deskriptif. Komentar deskriptif tersebut berisi antara lain pujian atas hal-hal baik dari portofolio tersebut, dan saran-saran untuk perbaikan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan.


 

2.6 CONTOH PORTOFOLIO DI DALAM KELAS

Gambar disamping merupakan kumpulan por siswa kelas 4 di SDIT Al Ittihad Rumbai yang berlokasi di Kota Pekanbaru, Riau. Dalam sebuah papan berlapis karpet hijau, terlihat deretan map untuk masing-masing siswa, sebagai tempat hasil pekerjaan siswa.

            Menurut Delta Nia Marzuki, selaku guru kelas mengaku bahwa pajangan yang sudah dipajang diberi batas waktu, misalnya paling lama dipajang selama 1 semester, semester berikutnya ganti pajangan pekerjaan siswa dengan yang baru, agar tercipta suasana baru di dalam kelas. Ketika acara pembagian rapor, kumpulan karya semua siswa yang dipajang di papan pajangan kelas dimasukkan ke dalam folder dan jadilah portofolio siswa untuk 1 semester. Setelah kumpulan portofolio dalam folder tersebut dinilai oleh guru, folder berisi portofolio siswa tersebut dijilid kemudian diberikan kepada orang tua siswa sebagai wujud pelaporan guru atas hasil kerja siswa selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar di kelas 1. Guru berharap, orangtua siswa menyimpan folder potofolio tersebut dengan rapi agar suatu saat ketika mereka telah menyelesaikan sekolahnya, hasil karya mereka di SD masih bisa mereka lihat sebagai kenang-kenangan yang indah.

Gambar disamping merupakan kumpulan por siswa kelas 4 di SD Negeri Plandirejo 2. Kumpulan por setiap siswa disimpan di sebuah map yang di gantung jendela dengan diberi hiasan replika rambu-rambu lalu lintas. Tergantungnya por pada replika membuat kumpulan por ini lebih menarik dari yang pertama selain itu siswa juga dapat mengenal tentang rambu-rambu lalu lintas. Selain itu siswa juga dapat mengkreasikan replika rambu-rambu lalu lintas dengan replika yang lainnya.

            Menurut Andre, salah satu siswa kelas 4 SDN Pandirejo 2 por yang dikreasikan dengan replika rambu-rambu lalu lintas lebih menarik di bandingkan dengan por yang biasa, selain itu Andre dapat menyalurkan bakat menggambar dan mewarnai yang dimilikinya dan Andre dapat mengaplikasikan replika rambu-rambu lalu lintas tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

 

Gambar disamping merupakan kumpulan por yang ada di salah satu SD luar negeri. Kumpulan por setiap siswa di tempel di sebuah papan yang dihias dengan berbagai macam bentuk hiasan yang berwarna-warni. Dengan adanya hiasan-hiasan tersebut membuat kumpulan por di salah satu SD di luar negeri menjadi lebih menarik dibandingkan dengan kumpulan por yang ada di kedua SD diatas. Selain itu siswa dapat berkreasi dengan bebas sesuai dengan keinginan dan kemampuannya masing-masing. Berbagai macam kreasi por yang ada di kelas tersebut membuat siswa lebih nyaman berada di kelas sehingga akan mendukung proses pembelajaran karena kelas terlihat lebih menarik dan unik.


 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah suatu pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Pada dasarnya penggunaan portofolio sebagai penilaian dalam sistem pembelajaran di sekolah memiliki kelebihan-kelebihan, namun demikian juga memiliki kekurangan-kekurangan sebagai hambatan yang mungkin ditemui dalam penerapannya. ) Penggunaan portofolio untuk penilaian memiliki kebermanfaatan tinggi, dikarenakan oleh hal-hal berikut : (1) Portofolio menyajikan atau memberikan “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas. (2) Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik. (3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa. (4) Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa. (5) Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas. (6) Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinyagayabelajar siswa. (7) Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar. (8) Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa. (9) Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran. (10) Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan. (11) Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan. Penggunaan portofolio juga memiliki kelemahan atau kesulitan antara lain: (1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa.. (2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran; apalagi kalau kelasnya besar.

Oleh karena itu, portofolio yang ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya.

Assesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Selain itu diharapkan dalam menilai portofolio harus dilaksanakan secara kontinu dan dikomentari secara deskriptif agar siswa lebih bersemangat lagi dan terus belajar dalam mengembangkan pengetahuannya.

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2007.

 

Arifin, Z . 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

 

            Arikunto, S. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

 

Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The

Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.

New York : Longmans, Green and Co.

 

Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Gaung Persada Press, 2007.

 

Departemen Pendidikan Nasional.     Kurikulum       2004:   Pedoman         Khusus Pengembangan Portofolio untuk Penilaian.

 

Dr Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kelas, Jakarta, Kencana, 2006.

 

Hill, Bonnie Campball and Cynfia Ruptic. 1994. Practical Aspects Of Authentic Assessment: Putting The Pieces Togather. Washington: MCGraw-Hill.

 

http://deltania.blogspot.co.id/2014/10/artikel-pendidikan.html diakses pada 17 November 2017

 

https://supriyadikaranganyar.wordpress.com/2012/05/18/inilah-portofolio-anak-anakku, diakses pada tanggal 17 November 2017

 

Marzuki, Delta Nia. 2014. KURIKULUM 2013 MENDORONG GURU UNTUK KREATIF DALAM MENGHIAS KELAS.

 

Rakhmad, Cece & Suherdi, Didi. 1998. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2 PGSD.

 

Sinaradi, F. 2001. “Metode Penilaian Hasil belajar Peserta Didik dengan Portofolio”. Dalam P. Suparno, dkk. (peny.). 2001. Menuju Pempelajaran Aktif. Yogyakarta: Penerbitan USD.

 

Sukma, Elfia. 2004. Assesmen Portofolio dan Kemungkinan Penerapannya

Dalam Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang: FIP.

 

Zainul, dkk. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Komentar