BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran guru dan siswa menjadi
pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Guru dituntut memiliki dasar – dasar
keterampilan mengajar untuk dan mendukung terciptanya pembelajaran yang
berkualitas. Salah satu cara menciptakan suasana yang menyenangkan tersebut
adalah dengan memberikan penguatan atau reinforcement terhadap
peserta didik.
Disamping itu, keterampilan memberi penguatan perlu
dimiliki oleh seorang guru karena kenyataannya mungkin terkadang sering kita
lihat seorang guru yang suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan
siswa ketika dikelas sehingga bisa menimbulkan pemikiran mereka merasa tidak
dihargai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam
belajar. Tanpa motivasi, kemungkinan besar tidak akan terciptanya pembelajaran
yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu menjaga
motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil maksimal dengan
kemahiran menerapkan keterampilan memberi penguatan yang tepat ketika melakukan
proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat
disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud penguatan?
2. Apa tujuan dan fungsi penguatan?
3. Apa saja komponen-komponen penguatan?
4. Apa saja prinsip-prinsip penguatan?
5. Bagaimana cara dan penggunaan penguatan?
6. Bagaimana hubungan motivasi belajar dengan
penguatan?
|
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan pengertian penguatan
2. Menjelaskan dan menyebutkan tujuan dan
fungsi penguatan
3. Menjelaskan dan menyebutkan komponen-komponen
penguatan
4. Menjelaskan dan menyebutkan prinsip-prinsip
penguatan
5. Menjelaskan cara dan penggunaan penguatan
6. Menjelaskan hubungan motivasi belajar dengan penguatan?
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat memberikan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. Penguatan merupakan sebuah penghargaan atau awarding yang
dapat menimbulkan dorongan dan motivasi siswa dalam belajar dan mengikuti
pembelajaran di kelas. Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru karena penguatan yang
diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat siswa dalam belajar dan
mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Semangat siswa yang tinggi akan
menimbulkan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga daya tangkap
ilmu akan meningkat dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan sebaik
mungkin.
Hal yang harus diperhatikan dalam
memberikan penguatan yaitu sasarannya adalah seluruh siswa di dalam kelas, dari
segala latar belakang yang berbeda. Dan guru sangat tidak boleh membeda-bedakan
antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
2.2 Tujuan dan
Fungsi Penguatan
Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian atau
respon positif guru terhadap siswa akan membuat siswa merasa senang dan merasa
memiliki kemampuan serta menambah kepercayaan diri seorang siswa. Namun
sayangnya banyak guru yang hanya memberikan teguran-teguran saja, atau hanya
memberikan respon negatif terhadap perbuatan-perbuatan negatif siswa. Sehingga
guru perlu berlatih memberikan penguatan kepada siswanya.
Penguatan terkait dengan kegiatan pembelajaran, adapun tujuan dari
pemberian penguatan kepada siswa di dalam kelas adalah:
1.
Meningkatkan
perhatian siswa
2.
Membangkitkan
dan memelihara motivasi siswa
3
|
3.
Memudahkan
siswa dalam belajar
4.
Mengontrol dan
memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif
5.
Menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa.
6.
Memelihara
iklim kelas yang kondusif.
7.
Mengembangkan
percaya diri siswa untuk mengatur diri dalam pengalaman belajar.
2.3 Komponen-Komponen Penguatan
Pada dasarnya penguatan yang
diberikan kepada siswa dibagi menjadi dua jenis, yaitu penguatan verbal dan
penguatan non verbal.
a.
Penguatan
Verbal
Penguatan verbal adalah segala aktivitas guru yang diungkapkan
dengan kata atau kalimat berupa pujian, persetujuan, nasihat untuk
memberikan dorongan kepada siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi perubahan positif pada kegiatan
belajar siswa. Penguatan ini merupakan penguatan yang paling mudah dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran, penguatan ini dapat diberikan dalam bentuk
komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan atau motivasi yang
diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa ketika di dalam
dan di luar kelas. Bentuk dari penguatan ini dapat diberikan menggunakan kata-kata
dan kalimat. Contoh:
1)
Kata-kata: Penguatan
yang diberikan kepada siswa berupa kata saja, hal ini dilakukan secara singkat, mudah dipahami
sehingga siswa mudah dalam menangkap respon dari guru. Contohnya: Bagus , baik,
luar biasa, benar, ya, betul, atau tepat sekali.
2)
Kalimat : Umpan balik
yang diberikan guru berupa rangkaian kata atau kalimat untuk memperjelas
susunan kata-kata yang ada, sehingga siswa dapat mengerti kemampuan dan alasan
mengapa guru memberikan penguatan
tersebut. Contohnya:
a) Jawabanmu tepat sekali
b) Rumus yang kamu gunakan tepat sekali
c) Cara kamu berpikir cukup sistematis
d) Cara kamu mengitung sangat cepat dan tepat
b.
Penguatan Non
Verbal
Penguatan nonverbal yaitu segala aktivitas guru berupa gerak isyarat yang
dapet memberikan dorongan bagi aktivitas belajar siswa secara positif. Pemberian
penguatan yang disampaikan malalui Mimik dan gerakan badan, Gerak mendekati,
sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, pemberian symbol atau benda.
1) Mimik dan gerakan badan
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman,
anggukan, tepukan tangan, sorot mata atau acungan ibu jari dapat mengkomunikasikan
kepuasan guru terhadap respons siswa. Mimik dan gerakan badan dapat dipakai
bersama – sama dengan penguatan verbal. Misalnya ketika mengucapkan kata
“Bagus”, guru tersenyum sambil mengacungkan ibu jari atau ketika menganggukkan
kepala, guru mengucapkan kata “benar”.
2) Gerakan mendekati
Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati
siswa, berdiri disamping siswa atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati
adalah untuk memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan
siswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada siswa.
3) Sentuhan
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu atau pundak
siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, dapat
merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini harus
dipergunakan dengan penuh kehati-hatian dengan memperhatikan umur, jenis
kelamin, serta latar belakang budaya siswa.
4) Kegiatan yang menyenangkan
Pada dasarnya, siswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk
mengerjakan sesuatu yang menjadi kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan
dia berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang
disenangi siswa dapat dapat digunakan sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang mempunyai kegemaran pada organisasi ditunjuk
sebagai ketua kelas. Atau siswa yang mempunyai kegemaran dalam
hitung-menghitung dijadikan bendahara.
5) Pemberian symbol atau benda
Penguatan dalam bentuk simol atau benda adalah
berupa tanda cek (V), bintang, lencana atau komentar tertulis pada buku siswa, berbagai
tanda dengan warna tertentu. Jika
dalam bentuk benda misalnya dengan permen, pulpen dan lain sebagainya. Namun
hal ini jangan terlalu sering di lakukan karena akan menimbulkan siswa terlalu
bergantung pada imbalan. Dan akibatnya menjadikan siswa akan malas jika tidak
ada rewardnya. Namun hal ini juga tidak berlaku untuk semua siswa, ada juga
yang justru motivasi eksternalnya menjadi motivasi internal yang kuat.
c. Penguatan tak Penuh
Sesuai dengan namanya, penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban/respons
siswa yang hanya sebagian benar, sedangkan kegiatan lainnya masih perlu
diperbaiki. sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih
perlu disempurnakan (dan atau kurang sedikit, nyaris benar),” sehingga peserta
didik tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah dan ia
mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
Penguatan hendaknya dilakukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan yang
benar-benar tulus, tidak dibuat-buat hanya untuk menimbulkan kesenangan peserta
didik saja. Penguatan ini ditunjukkan dengan suara, mimik, dan gerak badan yang
luwes yang memberikan kesan kepada peserta didik bahwa guru sungguh-sungguh
melakukan hal tersebut. Penguatan yang diberikan guru kepada peserta didik
harus sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya sehingga ia mengerti dan
yakin bahwa apa yang dilakukannya patut mendapat penguatan. Namun tidak menutup
kemungkinan juga ketika penguatan itu dalam bentuk motivasi dan ditujukan untuk
mendorong siswanya lebih baik lagi perilakunya dalam tanda kutip masih belum
sesuai tingkah laku dan penampilannya dengan penguatan. Dengan demikian
penguatan tersebut bermakna baginya.
2.4 Prinsip-Prinsip Penguatan
Agar suatu penguatan yang dilakukan oleh guru menjadi lebih efektif, guru
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penguatan sebagai berikut:
a. Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan
keantusiasan bisa ditunjukkan dengan berbagai cara dalam melakukan penguatan.
Misalnya bisa dengan wajah yang berseri disertai dengan senyuman, suara yang
riang, penuh perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang
diberikan memang sungguh-sungguh.
b. Kebermaknaan
Penguatan yang
diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya, siswa memang merasa
terdorong dan termotivasi untuk meningkatkan penampilannya. Misalnya guru
mengatakan “model main maping yang kamu buat sangat bagus sekali,
membuat orang yang membaca menjadi antusias karena tidak membosan kan dengan
warna-warna yang bagus.” Karena model main maping yang dibuat siswa
memang menarik, sehingga siswa merasa terdorong untuk membuat main maping
yang lebih bagus lagi dan kreatifias serta pengetahuan siswa akan menjadi lebih
meningkatlagi.
c. Menghindari penggunaan respon negatif
Respon negatif sepertu kata-kata kasar, cercaan,
hukuman atau ejekan dari guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan
iklim kelas yang konsudif. Sehingga guru harus menghindari atau seminimal
mungkin memberikan respon yang negatif kepada siswa hanya disaat sekiranya
siswa benar-benar memerlukan hukuman agar siswa tersebut berubah sikapnya.
Ketika siswa menunjukkan jawaban yang kurang tepat atau sikap yang kurang
menyenangkan selagi masih dalam batas kewajaran.
2.5 Cara dan Penggunaan
Penguatan
a. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan yang terbaik adalah ditujukan secara jelas kepada siapa
penguatan itu diberikan. Penguatan kepada pribadi tertentu di lakukan dengan
menyebut namanya, serta pandangan mata yang diarahkan kepadanya.
b. Penguatan kepada sekelompok siswa.
Penguatan ini biasanya untuk menghindari penguatan negatif. Apabila
siswa memberikan jawaban yang benar secara serentak, maka guru harus memberikan
penguatan kepada sekelompok siswa yang menjawab, jangan memberi penguatan
kepada seseorang saja.
c. Penguatan tidak penuh
Apabila siswa memberikan jawaban setengah benar atau setengah saja
yang benar, maka guru tidak boleh memberikan celaan atau kritikan kepada siswa
tersebut, tetapi hendaknya guru memberikan penguatan sedikit penuh. Misalnya
dengan mengatakan “baik, jawabanmu perlu disempurnakan sedikit.” , kemudian
meminta siswa lain untuk menjawab.
d. Penguatan tertunda
Penguatan
tertunda adalah penguatan yang ditangguhkan sesaat yang berguna untuk
menyempurnakan jawaban siswa. Penundaan penguatan ini biasanya didahului dengan
penguatan verbal agar dapat memperjelas respon siswa, dan siswa yang
bersangkutan menjadi mantap. Biasanya terjadi ketika siswa sebenarnya mampu
menjawab pertanyaan dengan sempurna namun siswa perlu dipancing-pancing dahulu.
Misal dengan kalimat “Iya bagus jawabanmu, tapi kurang sedikit. Apa hayo coba
ingat-ingat lagi!”. Ketika siswa ingat dan menjawab secara sempurna baru guru
memberikan penguatan “Nah, sempurna. Tepat sekali pendapatmu, Nak! Beri tepuk
tangan untuk si A”.
2.6
Hubungan Motivasi Belajar dengan Penguatan
Menurut Sal Severe,
menyatakan bahwa semua anak memiliki motivasi, namun tidak semua anak
termotivasi untuk bertinglah laku baik. Sebagian motivasi timbul dari diri
siswa, dan sebagian lagi timbul dari luar. Motivasi internal dan eksternal
bekerja besama-sama untuk membuat siswa menjadi orang yang bertanggungjawab.
Motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
siswa (motivasi intrinsik) maupun dari luar siswa (motivasi ektrinsik). Dan
daya penggerak itulah yang dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar itu
sendiri sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Akan tetapi mengharap
motivasi selalu muncul atau datang dalam diri seseorang merupakan hal yang
tidak mungkin, hal ini dikarenakan tingkat motivasi seseorang cenderung
berubah-ubah. Selain itu banyak hal yang harus dipelajari oleh siswa setiap
hari disekolah. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar tidaklah selalu
menarik, belum lagi banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari. Oleh karena
itu perlu adanya penguatan (reinforcement) dari guru dalam belajar. Ada banyak
upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa, penguatan (reinforcement) merupakan unsur yang paling penting dalam
proses pembelajaran.
Beberapa uraian tentang
penguatan dan motivasi diatas, bahwa hubungan penguatan (reinforcement) dengan motivasi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Jika motivasi sebagai ”penggerak memiliki peranan yang sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar, maka penguatan (reinforcement) adalah unsur yang tidak kalah pentingnya.
Reinforcement adalah bagian dari motivasi, artinya reinfocemen merupakan salah
satu atau bentuk dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sedangkan motivasi
sendiri dikatakan sebagai hasil dari reinforcement. Jadi, hubungan antara reinforcement dengan motivasi belajar
dapat dikatakan sebagai hubungan yang membutuhkan dan saling mengisi antara
yang satu dengan yang lain, terjadi proses take and give antara keduanya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penguatan
adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat memberikan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan merupakan sebuah
penghargaan atau awarding yang dapat menimbulkan dorongan dan motivasi
siswa dalam belajar dan mengikuti pembelajaran di kelas. Tujuan penguatan adalah
meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi
siswa, memudahkan
siswa dalam belajar, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif, menumbuhkan rasa percaya diri pada
siswa, memelihara iklim kelas yang kondusif, mengembangkan percaya diri siswa
untuk mengatur diri dalam pengalaman belajar. Komponen-komponen penguatan adalah penguatan verbal,
non verbal dan tak penuh. Prinsip-prinsip penguatan antara lain kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan dan menghindari penggunaan respon negatif. Cara dan penggunaan penguatan antara lain penguatan
kepada pribadi tertentu, sekelompok siswa, tidak penuh dan tertunda. Hubungan antara reinforcement dengan motivasi belajar
dapat dikatakan sebagai hubungan yang membutuhkan dan saling mengisi antara
yang satu dengan yang lain, terjadi proses take and give antara keduanya.
3.2 Saran
10
|
|
M. Kay Alderman. 2004. Motivation for Achievement :
Possibilities for Teaching and Learning. London: Lawrence Erlbaum
Associates, Publisher.
Nisa’, Khoirun
R. N. T., Cahya Prasetya. 2012. Where There’s a Will, There’s a Way. Keterampilan Memberikan
Penguatan dalam Proses Pembelajaran. (Online). http://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/keterampilan-memberikan-penguatan-dalam-proses-pembelajaran/.
Diakses 6 Oktober 2014.
Putih, Ruang Jingga. 2012. Keterampilan Dasar Penguatan Pada
Pembelajaran. Pembahasan Keterampilan
Dasar Penguatan. (Online). http://tiaputihjingga.blogspot.com/2012/05/keterampilan-dasar-penguatan-pada.html Diakses 6 Oktober 2014.
Pemerhati
Guru. 2013. Panduan Guru. Kompetensi
Guru. Keterampilan Memberi Penguatan
(Reinforcement Skills). (Online) http://panduanguru.com/keterampilan-memberi-penguatan-reinforcement-skills/. Diakses 6 Oktober 2014.
Khoir, Muezul.
2013. Kompetensi Guru. Keterampilan Memberi Penguatan. (Online) http://muezul.heck.in/keterampilan-memberi-penguatan.xhtml. Diakses 6 Oktober 2014.
Staff UNY. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika.
(Online). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranMatematika
.pdf . Diskses 6 Oktober 2014.
|
Komentar
Posting Komentar