BAB
4
KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI
A.
Tujuan
a. Mendeskripsikan
pengertian kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi.
b. Mendeskripsikan
karakteristik kurikulum berbasis kompetensi.
c. Mendeskripsikan
asumsi kurikulum berbasis kompetensi.
d. Mendeskripsikan
pembelajaran implikasi kurikulum berbasis kompetensi.
a) Mendeskripsikan
peran guru dalam pembelajaran.
b) Mendeskripsikan
pembelajaran terpadu.
B.
Materi
1.1
Pengertian Kompetensi Dan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan ,keterampilan ,nilai ,dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Finch & Crunkilton
(1979:222) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas
,keterampilan ,sikap ,dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Sedangkan, Mulyasa(2006:39)
mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai
suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu.KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan
,pemahaman ,kemampuan ,nilai ,sikap ,dan minat peserta didik ,agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran ,ketepatan , dan keberhasilan dengan
penuh tanggung jawab.
Berdasarkan pengertian kompetensi
diatas ,dapat disimpulkan kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
disusun untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara keseluruhn atau
kurikulum yang membantu peserta didik untuk nerkebang sebagai individu, sesuai
dengan bakat dan kemampuannya serta tumbuh enjadi warga Negara yang bertanggung
jawab dan dapat dipercaya.
2.2
Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan
kurikulum merupakan salah satu upaya perbaikan dan perubahan kualitatif untuk
merespons berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum harus
dinamis , selaras dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat serta kebutuhan
dan aspirasi peserta didik karena kurikulum memiliki kontribusi yang besar
dalam meningkatkan kulitas pendidikan. Kurikulum yang diterapkan perlu
dikembangkan perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi.
Mulyasa (2006:43) mengemukakan bahwa
terdapat enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi ,yaitu :
1. Sistem
belajar dengan modul
KBK menggunakan modul sebagai system
pembelajaran.Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis,operasional , dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik ,disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para
guru.
Tujuan
utama system modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran di sekolah ,baik waktu ,dana ,fasilitas,maupun tenaga guna mencapai
tujuan secara optimal.
Pembelajaran
dengan system modul memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Setiap modul harus memberikan informasi
dan memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan
oleh seorang peserta didik ,bagaimana melakukannya ,dan sumber belajar apa yang
harus digunakan.
b) Modul merupakan pembelajaran individual
,sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta
didik.
c) Pengalaman belajar dalam modul
disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif
dan seefisien mungkin,serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan
pembelajaran secara aktif ,tidak sekedar membaca dan mendengar ,tetapi lebih
dari itu,modul memberikan kesempatan untuk bermain peran,simulasi ,dan
berdiskusi.
d) Materi pembelajaran disjikan secara
logis dan sistematis.
e) Setiap modul memiliki mekanisme untuk
mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik
Pada
umumnya sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
a)
Lembar kegiatan peserta didik
b)
Lembar kerja
c)
Kunci lembar kerja
d)
Lembar soal
e)
Lembar jawaban,dan
f)
Kunci jawaban
2. Menggunakan
keseluruhan sumber belajar
Suatu faktor yang menyebabkan
rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber
belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) guru tidak lagi berperan sebagai aktor /
aktris utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan
dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Sama halnya dengan guru
peserta didik harus dapat belajar dengan baik tanpa didampingi oleh guru. Untuk
memperoleh hasil belajar yng optimal peserta didik dituntut tidak hanya
mengandalkan diri dari apa yang telah jadi didalam kelas, tetapi harus mampu
dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan.
a. Sumber
Belajar
Secara sederhana sumber belajar
dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan pada
peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi,pengetahuan,pengalaman, dan
keterampilan , dalam proses belajar mengajar. dari berbagai sumber belajar yang
ada dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat
dikelompokkan sebagai :
a)
Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung, seperti
guru,konselor,administrator,yang diniati secara khusus dan disengaja untuk
kepentingan belajar (by design). di samping itu ada juga orang yang tidak
diniati untuk kepentingan belajar mengajar tetapi sewaktu waktu dapat dimanfaatkan
untuk kepentigan belajar (learning resources by utilization).
b)
Bahan, yaitu suatu yang mengandung pesan pembelajaran baik yang diniati secara
khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paketan dan lainnya yang
biasanya disebut media pengajaran (instructional media), maupun bahan yang bersifat umum. seperti film
keluarga berencana bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.
c)
Lingkungan, yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber dapat berinteraksi
dengan para peserta didik. ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk
kepentingan belajar maupun ruang dan tempat yang tidak diniati untuk
kepentingan belajar namun masi bisa dimanfaatkan.
d)
Alat dan Peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan/atau memainkan
sumber-sumber lain. Alat dan peralatan untuk produksi misalnya kamera untuk
produksi foto, dan tape recorder untuk rekaman. sedangkan alat dan peralatan
yang digunakan untuk memainkan sumber lain, misalnya proyektor film, pesawat
tv, dan pesawat radio.
e)
Aktivitas, yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara suatu
teknik dengan sumber lain untuk memudahkaan belajar, misalnya pengajaran
berprograma merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku,
contoh lainnya seperti simulasi dan karyawisata.
Pendayagunaan
sumber belajar secara maksimal dapat dimungkinkan orang yang belajar menggali
berbagai jenis ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya, sehingga
pengetahuannya senantiasa aktual, serta mampu mengikuti akselerasi teknologi
dan seni yang senantiasa berubah.
b. Hakikat
Sumber Belajar
Pada
hakikatnya tidak ada satu sumber belajarpun yang dapat memenuhi segala macam
keperluan belajr mengajar. Dengan demikian, berbicara sumber belajar perlu
dipandang dalam arti luas,jamak dan beraneka ragam. Sumber belajar dapat
dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan. Dalam keanekaragaman sifat dan kegunaan sumber belajar,
secara umum dapat dirumuskan kegunaanyaa sebagai berikut.
a)
Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar
mengajar yang akan ditempuh. Disini sumber belajar merupakan peta dasar yang
perlu dijajagi secara umum agar wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan
dikembangkan dapat diperoleh lebih awal.
b)
Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk
menelusuri secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas.
c)
Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan
aspek-aspek bidang keilmuan yang dapat dipelajari.
d)
Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari
dengan berbagai bidang keilmuan tertentu.
e)
Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh oleh orang lain
yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu.
f)
Menunjukan berbagai permasalahan yang timbul yang merupakan konsekuensi logis
dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang
yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.
c.
Cara Mendayagunakan Sumber Belajar
Pemanfaatan sumber belajar dengan
seoptimal mungkin oleh peserta didik dalam mendayagunakan sumber-sumber
belajar.
Pada umumnya terdapat dua cara
memanfaatkansumber belajar dalam pembelajaran di sekolah.
a)
Membawa sumber belajar ke dalam kelas. Dari aneka ragam macam dan bentuknya
sumber-sumber belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
b)
Membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar berada. Namun adakalanya
terdapat sumber belajar tetapi tidak dapat dibawa ke dalam kelas karen
mengandung resiko yang cukup tinggi , atau memiliki karakterisitik yang tidak
memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas.
d.
Pusat Sumber Belajar
Pemakaian sumber belajar yang
berbeda dan alat peraga yang ada di sekolah memungkinkan adanya berbagai pola
organisasi dan implementasi kurikulum. Pada beberapa lembaga,pusat sumber
belajar (PSB) merupakan bagian penting bagi pelaksanaan program, dan untuk
mencapai tujuan secara optimal. PSB pada dasarnya memiliki bahan-bahan
tertulis, media dan sumber belajar untuk memberi kemudahan belajar kepada
peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas modul dan pengalaman yang
berkaitan.
3. Pengalaman
Lapangan
Kurikulum
berbasis kompetensi lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk
mengakrabkan hubungan antara guru dengan peserta didik. Pengalaman lapangan
dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam pengembangan program,
aktifitas dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini penting karena masyarakat
adalah pemakai produk pendidikan dan
dalam banyak kasus, sekaligus sebagai penyandang dana untuk pembangunan
dan pengoperasian program.
Pengalaman
lapangan dapat melibatkan tim guru dari berbagai disiplin dan antar disiplin,
sehingga memungkinkan terkerahnya kekuatan dan minat peserta didik terhadap
pelaksanaan pembelajaran, dan terlindungnya guru terhadap rasa tidak senang
peserta didik.
4. Strategi
Belajar Individual Personal
KBK
mengusahakan strategi belajar individual personal. Belajar individual adalah
belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik ,sedangkan belajar personal
adalah interaksi educatif berdasarkan keunikan peserta didik : bakat,minat, dan
kemampuan.
KBK
tidak akan berhasil secara optimal tanpa individualisasi dan personalisasi.
Individualisasi dan personalisasi dalam konteks ini tidak hanya sekedar
individualisasi dalam pembelajaran untuk mencakup repons-repons terhadap
perasaaan pribadi dan kebutuhan pertumbuhan psikososial peserta didik. Dalam
rangka pengembangkan strategi individual personal, pengembangan program KBK
perlu melibatkan berbagai ahli, terutama ahli psikologi baik psikolog
pengembangan, maupun psikologi belajar (psikologi pendidikan).
5. Kemudahan Belajar
Kemudahan
belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi diberikan melalui kombinasi antara
pembelajaran individual personal dengan pengalaman lingkungan, dan pembelajaran
secara tim. Hal tesebut dilakukan melalui berbagai saluran komikasi yang dirancang
untuk itu, seperti video, televisi, radio, buletin,jurnal dan surat kabar.
6.
Belajar Tuntas
Belajar tuntas adalah strategi
pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di
dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh badan yang
dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal,
pembelajaran juga harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan pembelajaran tersebut akan terlihat dari
sistem pengorganisir yang spesifik yang bertujuan untuk memudahkan pengecekan
hasil belajar (evaluasi). Hasil evaluasi akan digunakan untuk menentukan dimana
dan dalam hal apa para peserta didik memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan
dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).
a. Asumsi
Belajar Tuntas
Asumsi
belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi. Pertama, mengatakan bahwa adanya
korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat). Dan
peserta didik yang berbakat cenderung memperoleh nilai tinggi. Kedua, apabila pelajaran dilaksanakan secara
sistematis,maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan
kepadanya.
Dari
landasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran dimungkinkan
bagi para guru untuk menetapkan tingkat penguasaanyang diharapkan dari setaip
peserta didik,dengan menyediakan berbagai kemungkinan belajar dan meningkatkan
mutu pembelajaran. Guru harus mampu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat
mencapai penguasaan penuh dalam belajar.
b. Strategi
Belajar Tuntas
Stategi
belajar tuntas digunakan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan,terutama
dalam level mikro, yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di
kelas. Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom (1968), meliputi tiga
bagian,yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional
dan hasil belajar. Selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran klasikal
dengam memberikan “bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual, yang
meliputi :Corrective Technique. Semacam pengajaran remidial, yang dilakukan
dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta
didik, dengan prosedur dan metode yang berbda dari sebelumnya.Memberikan
tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan (belum menguasai bahan
secara tuntas). Selain diimpelementasikan dalam pembelajaran klasikal, belajar
tuntas dapat diimplementasikan dalam pembelajaran individual mulai dari sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.
Secara
umum kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi (attainment targets) daripada
penguasan materi.
b.
Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.
c.
Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan
untuk mengembangkan dan melaksanakan progam-progam pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan.
2.3
Asumsi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, asumsi
merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan
dispesifikasikan. Terdapat tujuh asumsi yang mendasari kurikulum berbasis
kompetensi, yang antara lain :
a.
Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional dan tidak mampu melakukan
proses pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu penerapan kurikulum
berbasis kompetensi menuntuk penigkatan kemampuan profesional guru.
b.
Banyak sekolah yang mengkoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman, sehingga
mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi yang terdapat dalam
setiap mata pelajaran.
c.
Pengembangan potensi peserta didik yang menuntut iklim kondusif yang dapat
mendorong peserta didik belajar bagaimana belajar (learning how to learn) serta
menghubungkan kamampuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
d.
Peserta didik yang memiliki potensi yang berbeda-beda dan bervariasi, dalam hal
tertentu memiliki potensi tinggi,tetapi dalam hal lain mungkin biasa-biasa
saja, bahkan rendah. Di samping itu, mereka memiliki tingkatan yang berbeda
dalam menyikapi situasi baru, sehingga guru harus dapat membantu menghubungkan
pengalaman yang sudah dimiliki dengan situasi baru.
e.
Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.
f.
Kurikulum, sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi
potensial yang terususun secara sistematis, sebagai jabaran dari seluruh aspek
kepribadian peserta didik, yang mencerminkan keterampilan yang dapat ditetapkan
dalam kehidupan.
g.
Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan kemungkinan kepada
seluruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.
Dalam hal ini tugas guru adalah memberikan kemudahan dan kesempatan belajar
kepada peserta didik untuk menemukan ide dan menerapkan strategi belajar sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
2.4
Pembelajaran Implikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Peran
Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran
Kurikulum
berbasisis kompetensi yang sekarang ini sedang di uji cobakan pelaksanaannya di
Indonesia , menuntut tersedianya tenaga pengelola pendidikan yang memadai dari
segi kualitas. Tenaga pengelola pendidikan yang berperan penting dalam
pelaksaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan merupakan ujung tombak dalam
pelaksaan pendidikan secara langsung adalah guru.
Dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi guru berperan sebagai pemberi dorongan atau
motivator. Sehingga guru harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompetensi
rumpun pelajaran ,yaitu merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah ,dan mampu
memotivasi siswa untuk pro aktif dalam mendapatkan pengetahuan. Selain sebagai
motivator, peran guru dalam pengelolaan pembelajaran yang berpedoman dalam
kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai pengamat, artinya guru memberikan
kebebasan yang bertanggung jawab kepada siswa untuk berkembang melalui caranya
sendiri melalui metode pembelajaran tertentu. Selain sebagai pengamat, guru
juga berperan sebagai fasilitator,artinya guru harus mampu membimbing dan
member arah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Apabila
disimpulkan dari paparan tersebur ,peran guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai:
a) Planner , berkaitan
dengan peran guru dalam merancang/mendesain kegiatan pmbelajaran.
b) Organizer , berkaitan
dengan peran guru dalm mengorganisasikan fasilitas dan media pembelajaran yang
digunakan untuk memudahkan siswa dalam belajar.
c) Evaluator ,berkaitan
dengan peran guru dalam melakukan penilaian ,baik terhadap kegiatan
pembelajaran maupun terhadap kemampuan siswa.
b.
Pembelajaran Terpadu
Hernawan
(2008:7.23) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakam suatu kegiatan yang
dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran ini
adalah adanya interaksi ,baik itu interaksi yang terjadi antara si belajar
dengan guru ,teman-temannya ,media ,ataupun dengan berbagai sumber-sumber
belajar yang terdapat di lingkungannya.
Salah
satu bentuk pembelajaran yang memberikan ksempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kreativitas dalam membangun kaitan konseptual di antara bahan
pelajaran yang diberikan ,diantaranya adalah Pembelajaran Terpadu. Pembelajaran
terpadu merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada kesatuan
konsep. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat mengetahui keterkaitan antara
suatu konsep atau bahan pelajaran dengan konsep atau bahan pelajaran lain.
Konsep
pembelajaran terpadu membantu siswa dalam memberikan dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman belajar. Konsep pembelajaran terpadu membantu siswa
dalam belajar sesuai dengan ketentuan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Melalui
konsep pembelajaran terpadu siswa memperoleh nilai lebih, karena pendidikan
yang diperolehnya lebih sesuai dengan perkembangan dan kemmpuan psikologinya.
Di samping itu, guru juga memperoleh kesempatan dalam menggunakan dan
mengembangkan keahlian profesionalnya dalam menyusun kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan potensi dan kesenangan belajar siswa.
C.
Evaluasi
a. Jelaskan
pengertian kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi !
b. Jelaskan
karakteristik kurikulum berbasis kompetensi !
c. Jelaskan
asumsi kurikulum berbasis kompetensi !
d. Jelaskan
peran guru dalam pembelajaran !
e. Jelaskan
pembelajaran terpadu !
f.
Sebutkan karakteristik system belajar
dengan modul!
g. Jelaskan
strategi belajar individual personal yang baik!
h. Sebutkan
contoh peran guru sebagai pengamat!
i.
Sebutkan bentuk dari asumsi!
j.
Sebutkan contoh nyata model pembelajaran
terpadu!
k. Jelaskan
pengertian belajar tuntas berbasis KBK!
l.
Jelaskan cara mengoptimlkan keseluruhan
sumber belajar!
m. Sebutkan
siapa yang memberikan anjuran atau usulan serta berikan contohnya!
DAFTAR
RUJUKAN
Hernawan,Asep Herry.2008.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas
Terbuka
Mulyasa ,E .2006.Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung:PT
REMAJA ROSDAKARYA
Komentar
Posting Komentar